ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH "KOTA KEDIRI"
LAPORAN
ANALISIS
PEREKONOMIAN
INDONESIA
ANALISIS
PEREKONOMIAN DAERAH KEDIRI
Dosen Pengampu
: Fauziah.,MM.
Oleh :
Nama :
Khusnul Khotimah
NIM :
16510235
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana
No. 40 Dinoyo, telepon (0341) 551354, faximile (0341) 57253,
MALANG
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami
Ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat serta Ridho-Nya, kami
dapat menyusun Laporan Analisis yang berjudul
“Analisis Perekonomian Daerah Kediri” dengan maksimal dan tepat waktu. Dan
tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, yang mana beliau adalah tauladan yang baik dalam segala kegiatan.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan analisis ini.
Penyusunan
makalah “Analisis Perekonomian Daerah Kediri” ini bertujuan agar pembaca dapat
memperoleh wawasan baru tentang keadaan
ekonomi yang ada di Kota Kediri. Dalam penyusunannya sudah barang tentu kami
harus menghadapi hambatan dan rintangan, namun dengan penuh kesabaran dan
dorongan dari berbagai pihak, penyusunan Laporan Analisis ini dapat
diselesaikan baik.
Kami telah berusaha
melakukan penyusunan laporan ini sebaik dan sesempurna mungkin. Namun kami
menyadarai bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya dan meningkatkan pengetahuan mengenai Ekonomi.
Malang, 25 Maret 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada zaman globalisasi seperti saat ini,
seluruh daerah di negeri ini di tuntut untuk mengembangkan potensinya
masing-masing, mengingat perekonomian berjalan dengan tidak stabil karena adanya
para pelaku ekonomi asing atau pekerja asing yang bebas keluar masuk Indonesia,
apabila ketidak stabilan pertumbuhan ekonomi ini terus di biarkan maka akan
berdampak pada semakin banyaknya tingkat kemiskinan di indonesia, semakin
tingginya angka kriminalitas karena tidak adanya lapangan pekerjaan.
Pada dasarnya kondisi alam Indonesia
memiliki sejuta potensi yang apabila di kembangkan dengan baik maka Indonesia
dapat dipastikan makmur dan segala sesuatunya terpenuhi, oleh karena itu
pengembangan potensi daerah adalah salah satu cara mengoptimalkan sumber daya
alam yang dimiliki Indonesia untuk mensejahterakan Masyarakat. Dengan adanya
peningkatan potensi daerah ini diharapkan perekonomian Indonesia dapat
meningkat, kemiskinan semakin terkurangi, dan kriminalitas dapat diminimalisir
dengan adanya lapangan kerja.
Salah satu daerah yang harus di
kembangkan potensinya adalah Kota Kediri, yang terletak di provinsi jawa timur.
Kota ini harus di kembangkan lagi karena kota ini termasuk dalam kota yang
potensial dan memiliki pendapatan yang cukup tinggi di Indonesia baik berasal
dari hasil pertanian, perkebunan, industri, maupun pariwisatanya. Selain itu
letaknya yang sangat strategis yang cukup luas menjadi peluang tersendiri untuk
semakin meningkatkan potensi sumber daya yang ada.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang tepat adalah :
1.
Bagaimana Analisis Pertumbuhan dan Perubahan
Struktur Daerah Kediri?Bagaimana Analisis PDRB dan Pendapat Perkapita Daerah
Kediri?
2.
Bagaimana Analisis Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan
Daerah Kediri?
3.
Bagaimana Analisis Penerimaan dan Pengeluaran
Pemerintah Daerah Kediri?
4.
Bagaimana Analisis Pembangunan Ekonomi Daerah
Kediri?
5.
Bagaimana Analisis Pengembangan Sektor Pertanian,
serta Ekonomi kelautan dan Pengembangan Pariwisata di Daerah Kediri?
6.
Apa saja permasalahan Utama Kondisi Ekonomi Daerah
Kediri?
7.
Bagaiamana Solusi yang dapat diberikan untuk
Permasalahan yang terjadi?
1.3
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan pengetahuan terhadap masyarakat umum tentang kondisi perekonomian di
Kota Kediri dari tahun 2012-2016 terlebih
lagi apabila pemerintah tertarik untuk membaca makalah ini maka penulis
akan merasa tulisan ini cukup membantu untuk memberikan informasi kepada
pemerintah khususnya pemerintah Kota Kediri Jawa timur.
1.4
MANFAAT
1.
Untuk mengetahui Bagaimana Analisis Pertumbuhan dan
Perubahan Struktur Daerah Kediri.
2
Untuk mengetahui Bagaimana Analisis PDRB dan Pendapat
Perkapita Daerah Kediri.
3
Untuk mengetahui Bagaimana Analisis Distribusi
Pendapatan dan Kemiskinan Daerah Kediri.
4
Untuk mengetahui Bagaimana Analisis Penerimaan dan
Pengeluaran Pemerintah Daerah Kediri
5
Untuk mengetahui Bagaimana Analisis Pembangunan
Ekonomi Daerah Kediri.
6
Untuk mengetahui Bagaimana Analisis Pengembangan
Sektor Pertanian, serta Ekonomi kelautan dan Pengembangan Pariwisata di Daerah
Kediri
7
Untuk mengetahui Apa saja permasalahan Utama Kondisi
Ekonomi Daerah Kediri.
8
Untuk mengetahui Bagaiamana Solusi yang dapat
diberikan untuk Permasalahan yang terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Analisis Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Daerah Kediri
1.
Struktur
Daerah Kota Kediri
Kota
Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri
dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai
pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri
yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya.
Secara
geografis , Kota Kediri terletak di antara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur
Timur dan 7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 63,404 Km2.
Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m
diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%
Struktur
wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu
sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah yang terletak di bagian
timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi
terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat
sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng
Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m) sedang dibagian timur
sungai merupakan lahan yang relatif subur dengan relief tanah yang datar.
Dikaki Gunung Klotok terdapat situs sejarah berupa Goa Selomangleng, goa ini
merupakan pesanggrahan Dewi Kilisuci putri Raja Airlangga dari Kerajaan
Kahuripan. selain itu terdapat relief kisah Patih Butho Locoyo, yang setia
mendampingi Dewi Kilisuci dan simbol Butho Locoyo ini menjadi Lambang Kota
kediri.
Kondisi
topografi kota Kediri cukup datar, yaitu dengan kemiringan lereng 0 – 40%.
Sebagian besar wilayah Kota Kediri (90,49%) merupakan dataran yang terletak pada
kemiringan lereng 0 – 2%. Sedangkan wilayah Kota Kediri yang terletak pada
kemiringan lereng 15–40% adalah kawasan Gunung Maskumambang dan Gunung Klotok
di bagian barat Kecamatan Mojoroto.
Gambar. 2.1 Peta Administrasi Kota Kediri
Sumber : Wesite
resmi Kota Kediri,2018
Secara
administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas
wilayah sebagai berikut :i
a.
Sebelah utara :
Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
b.
Sebelah Selatan : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih
c.
Sebelah Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah
d.
Sebelah Barat :
kec. Banyakan dan Kec. Semen
Daftar luas
wilayah 3 Kecamatan yang ada di Kota Kediri pada Tahun 2018, berdasarkan data
yang dipublikasikan oleh Pemerintah Kota Kediri Provinsi Jawa Timur, adalah
Sebagai berikut :
Tabel
2.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kota Kediri
No.
|
Kecamatan
|
Kelurahan
|
Luas (km2)
|
%
|
1.
|
Kecamatan Kota Kediri
|
17 Kelurahan
|
14,900
|
23,5%
|
2.
|
Kecamatan Pesantren
|
15 Kelurahan
|
23,903
|
37,7%
|
3.
|
Kecamatan Mojoroto
|
14 Kelurahan
|
24,601
|
38,8%
|
Sumber : Pemerintah Kota Kediri (Data diolah)
Berdasarkan Data di atas, maka dapat diketahu bahwa kecamatan
terluas di kota Kediri adalah berada di kecamatan Mojoroto dengan jumlah 14
Kelurahan, sedangkan kecamatan terkecil berada pada kecamatan Kota Kediri
dengan jumlah kelurahan sebanyak 14 Kelurahan.
2.
Potensi
pengembangan Wilayah Kota Kediri
Kota Kediri berada pada jalur trans antara Surabaya dengan Ngajuk,
Tulungagung, Blitar, dan Malang dan telah di tetapkan sebagai pusat kegiatan
wilayah (PKW) yang berfungsi sebagai pendorong sistem perkotaan sebagai pusat
pelayanan sekunder. Selain itu kota Kediri juga merupakan pusat kota industri,jasa,
perdangan, pendidikan dan pariwisata regional, hal ini dikarenakan Kota Kediri
memliki kawasan-kawasan strategis yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan
sesuai dengan potensi wilayah-wilayah yang ada, berikut beberapa wilayah yang
berpotensi dalam upaya peningkatan perekonomian daerah Kota Kediri :
1.
Kawasan
perdagangan dan Jasa
Kawasan
Perdagangan dan Jasa yang memenuhi kriteria atau berpotensi sebagai kawasan
perdagangan adalah kawasan yang luas dan miliki lahan parkir yang memadahi, kawasan
yang memiliki pelengkap kebersihan, tempat bongkar muat barang dan sebagainya.
Dan di Kota Kediri yang potensial untuk
dikembangkan adalah pasar Induk (Pasar Setono Betek) yang merupakan pusat
kegiatan perdagangan dengan skala besar untuk komoditas sayuran, buah-buahan,
ikan, dan lain sebagainya. Selain itu kawasan perdagangan dan jasa yang
potensial di Kota Kediri adalah pada kawasan Jalan Dhoho, Jalan Pattimura, dan
Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan pusat perdagangan produk garment,
elektronik, kelontong, dan sebagainya.
2.
Kawasan
Industri
Di kota Kediri
Pengembangan kawasan Industri meliputi Pegembangan Kawasan Industri Besar,
Kawasab Industri Menengah dan Kawasan Home Industri atau industri rumahan.
Industri besar terdiri atas Industri Rokok gudang Garam yang terletak di
kelurahan Semampir, Balowerti, dan Dandangan serta Pabrik Gula di kelurahan
Mrican dan Pesantren. Industri sedang biasanya berupa Industri Pengelolaan Kayu
yang berada di kelurahan Pesantran dan Industri pembuatan makanan yang terletak
di kelurahan Betet dan Kelurahan Blabak. Sedangkan Home Industri atau industri
rumahan terletak di kelurahan, Bandar Lor, Banjarmlatu, Bandar Kidul, Pkelan,
Kampung Dalem, dan Blabak.
3.
Kawasan
Pariwisata
Di Kota Kediri
Pengambangan Kawasan Pariwisata meliputi Pariwisata Industri, pariwisata
belanja dan kuliner, serta pariwisata olah raga dan seni. Pariwisara Industri
adalah kegiatan pariwisata yang bertujuan untuk melihat proses Produksi
Industri besar, sedang, maupun kecil atau Home Industri, pariwisata Industri
ini biasa dilakukan pada kawasan-kawasan industri yaitu di kelurahan Semampir, Balowerti,
Dadangan, Pesantren, Betet, Dan Kelurahan Blabak. Sedangkan pengambangan wisata
belanja dan kuliner meliputi pusat souvenir dan makanan khas Kediri yang berada di jalan Yos Sudarso dan Jalan
A.Yani serta pasar Wisata di campur
Rejo. Kemudian untuk pengembangan pariwisata olahrasa dans eni meliputi
pengambangan gedung kesenian yang bertempat di selomangleng, GOR Banjarmlati,
Stadion Brawijaya Banjaran. Selain itu terdapat pula kawasan pariwisara Rohani
yang berasa sejalan dengan perkembangan Syiar Islam di Kota Kediri dengan
keberadaan pondok-pondok pesantren besar seperti pondok pesantrn Lirboyo,
Pondok pesantren Kedunglo, Pondok pesantren LDII yang secara rutin mengadakan
agenda tahunan yang biasanya dihadiri oleh masyarakat dari penjuru Nusantara.
4.
Kawasan
Pengembangan Sosial Budaya
Kawasan
Pengambangan Sosial Budaya merupakan kawasan adat tertentu, kawasan warisan
budaya, dan kawasan pusat pendidikan. Kawasan pengembangan social Budaya di
kota Kediri antara lain :
a.
Kawasan
Goa Selomangleng
Yaitu
kawasan yang dikembangkan sebagai wisata alam dan perlindungan terhadap
peninggalan bersejarah, kegiatan yang dapat di lakukan di kawasan tersebut
adalah rekreasi, olahraga, pendidikan, perkemahan dan sebagainya.
b.
Kawasan
Makam Kuno
Merupakan
kawasan yang terdapat situs makm kuno sebagai peninggalan yang harus di jaga
kelesatariannya, dan dapat dikembangkan sebagai wisata religi. Di kota Kediri
kawasan makam kuno ini antara lain, makan synan Geseng, Kompleks makam Islam
Mbah Wasil, makam kuno Mbah Bencolono dan berbagai macam ziarah makam islam
lainnya.
c.
Kawasan
Pendidikan
Kawasan
pendidikan yang dapat dikembangkan di Kota Kediri mepiluti pendidikan dasar,
menengah dan perguruan tinggi. Pendirian perguruan tinggi akan di kembangkan di
Kecamatan Mojoroto untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempermudah akses
masyarakat di kota Kediri dan sekitarnya untuk memperoleh pendidikan tinggi. Dengan
adanya perguruan tinggi unggulan di wilayah kota Kediri diharapkan akan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta membawa multiple effect di
berbagai sector.
5.
Kawasan
Suaka alam dan cagar budaya
Di kota Kediri
kawasan suaka alam dan cagar Budaya meliputi kawasan gunung Klotok dan Gunung
Maskumbang yang beada pada Kecamatan Mojoroto yang merupakan pusat pengembangan
kawasan wisata kota. Pada kawasan ini terdapat peninggalan-peninggalan
bersejarah berta bangunan-bangunan yang dikembangan sebagai fasilitas pendukung kawasan wisata. Upaya pengembangan
kawasan suaka alam dan cagar budaya bertujuan untuk kepentingan konservasi,
sehingga pemanfaatannya harus tetap di batasi agar tidak merusak ekosistem dan
kealamian lingkungan.
2.2
Analisis PDRB dan Pendapatan Perkapita di Kota Kediri
1.
Definisi
PDB (Pendapatan Domestik Regional Bruto)
PDRB
atau Produk Domestik Regional Bruto adalah Jumlah nilai Produksi barang dan
jasa yang dihasilkan si duatu wilayah dalam jangka waktu tertentu selama
periode satu tahun. Dalam penyusunannya diperlukan data kegiatan ekonomi yaitu
data konsumsi, distribusi, produksi dan akumulasi kekeayaan.. didalam
perhitungan PDRB terdapat 3 mestode pendekatan perhitungan. Pertama, metode
pendekatan produksi yaitu metode penjumlahan nilai produk barang dan jasa akhir
yang di hasilkan oleh bermacam-macam unit produksi di dalam suatu region dalam
jangka waktu satu tahun, kedua metode pendekatan pengeluaran yaitu penjumlahan
semua komponen permintaan akhir seperti pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga
dan konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, dan lain-lain, dan
ketiga metode pendekatan pendapatan yaitu penjumlahan seluruh balas jasa yang
di terima tas factor-faktor Produksi yang ikut serta dalam proses produksi
suatu region dalam jangka waktu satu tahun.Di kota Kediri sendiri perhitungan
PBRD menggunakan metode pendekatan Produksi.
Ada dua metode yang dapat dipakai
untuk menghitung Produk Domestik Regional Bruto, yaitu:
1.
Metode Langsung
Penghitungan
yang didasarkan sepenuhnya pada data daerah, dan hasil penghitungannya mencakup
seluruh produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh daerah tersebut.
2.
Metode Tidak Langsung
Metode
yang melakukan penghitungan nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan
mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan
ekonomi pada tingkat regional. Sebagai acuannya, digunakan indikator yang
paling besar pengaruhnya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.
Dalam
penghitungan Produk Domestik Regional Bruto, seluruh lapangan usaha atau
kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi sembilan sektor ekonomi, yaitu:
a.
Pertanian, Perikanan, Peternakan,
b.
Pertambangan dan Penggalian
c.
Industri Pengolahan /
Manufaktur
d.
Listrik, Gas, dan Air Minum
e.
Konstruksi
f.
Perdagangan, Restoran, dan Hotel
g.
Pengangkutan dan Komunikasi
h.
Keuangan dan Jasa Perusahaan
i.
Jasa
Pengklasifikasian ini ditujukan
untuk mempermudah para analis dalam melakukan analisis perbandingan Produk
Domestik Regional Bruto terhadap Produk Domestik Bruto.
Dalam
Perencanaan Pembangunan ekonomi di suatu negara atau daerah memerlukan dasar
untuk menentukan strategi dan kebijaksanaan, agar tujuan adanya pembangunan
dapat dicapai dengan baik dan mempunyai hasil yang maksimal. Pada dasarnya
Perintah Kota Kediri telah melakukan
pembangunan ekonomi yang terintegrasi dengan baik. Pembangunan Ekonomi merupakan
rangkaian usaha yang harus dilakukan
oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan mengusahakan pergeseran kegiatan
ekonomi dari kategori primer ke sekunder dan tersier.
Untuk
mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu disajikan data
statistik mengenai pendapatan regional secara berkala, yang digunakan sebagai
bahan perencanaan pembangunan regional khususnya di bidang ekonomi. Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu bentuk penyajian data yang
bisa menggambarkan struktur perekonomian daerah pada tahun yang bersangkutan.
Perlu
kita ketahui bahwa dengan adanya Krisis ekonomi atau Krisi global yang terjadi
di antara tahun 1999 sampai sekitar tahun 2000 yang melanda financial dunia dan
juga indoensia berdampak pada perekonomian dan mempengaruhi metodologi dalam
perhitungan PDRB.
Tabel
2.2 PDRB Kota kediri atas harga yang berlaku menurut lapangan usaha tahun
2012-2016 (Juta)
URAIAN
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan
|
201,445.17
|
219,187.25
|
243,242.32
|
272,148.31
|
286,149.37
|
Pertambangan
dan Penggalian
|
35.45
|
36.71
|
37.69
|
37.44
|
38.60
|
Industri
Pengolahan
|
59,017,503.14
|
65,092,032.02
|
71,662,728.68
|
79,832,071.45
|
87,295,911.96
|
Pengadaan
Listrik dan Gas
|
6,918.52
|
6,887.01
|
7,159.54
|
7,921.25
|
8,473.17
|
Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
|
15,237.56
|
16,821.31
|
17,420.67
|
18,506.59
|
20,133.38
|
Konstruksi
|
1,325,110.91
|
1,456,974.63
|
1,625,572.09
|
1,781,351.42
|
1,974,788.05
|
Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
|
6,834,184.31
|
7,583,423.35
|
8,070,372.55
|
8,783,150.99
|
9,865,915.38
|
Transportasi
dan Pergudangan
|
264,702.72
|
301,560.22
|
349,099.73
|
392,522.85
|
435,378.26
|
Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum
|
959,201.29
|
1,081,593.92
|
1,255,404.01
|
1,433,064.12
|
1,642,011.91
|
Informasi
dan Komunikasi
|
1,423,919.46
|
1,591,579.16
|
1,706,969.35
|
1,855,185.84
|
2,057,198.73
|
Jasa
Keuangan dan Asuransi
|
647,915.84
|
735,002.33
|
823,272.07
|
913,864.22
|
1,004,528.08
|
Real
Estate
|
302,591.06
|
331,867.86
|
357,386.66
|
400,663.20
|
438,034.13
|
Jasa
Perusahaan
|
135,241.16
|
152,563.96
|
166,947.31
|
182,782.08
|
204,112.91
|
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
|
300,264.80
|
314,784.20
|
320,014.01
|
339,355.81
|
368,554.26
|
Jasa
Pendidikan
|
528,209.39
|
602,319.46
|
674,646.89
|
752,989.41
|
813,267.54
|
Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial
|
107,879.29
|
121,046.57
|
140,837.38
|
156,552.82
|
171,334.71
|
Jasa
lainnya
|
232,668.39
|
251,181.02
|
283,040.76
|
322,101.94
|
345,933.70
|
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
|
72,303,028.46
|
79,858,860.98
|
87,704,151.71
|
97,444,269.73
|
106,931,764.13
|
Sumber :BPS Kota Kediri
Berdasarkan
Tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita
Kota Kediri yang dilihat dari besaran PDRB per kapita yang merupakan besaran
PDRB yang telah dibagi dengan jumlah penduduk Kota Kediri. Sehingga besaran
PDRB per kapita ini dipengaruhi oleh pertambahan atau laju perkembangan
penduduk Kota Kediri.
Selama
kurun waktu lima tahun atau pada periode 2012-2016, pertumbuhan ekonomi Kota
Kediri mengalami tren fluktuatif atau naik turun. Pada tahun 2012 pertumbuhan
ekonomi di Kediri mencapai 5,27 persen, kemudian pada tahun 2013 pertumbuhan
ekonomi kota Kediri mengalami penurunan sampai pada 3,59 persen, selanjutnya
pada tahun 2014 pertumbuhan Ekonomi kota Kediri kembali mengalami kenaikan yang
signifikan yaitu sebesar 5,85 persen, pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi
kembali mengalami penurunan yaitu menjadi 5,36 persen, dan pada tahun 2016
pertumbuhan perekonomian kota Kediri kembali naik menjadi 3,7 persen. Kenaikan
ini diicu oleh adanya UMKM yang terus meningkatkan bahkan pada data akhir tahun
2016 terdapat 8000 UMKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM, dengan banyaknya UMKM maka otomatis peluang kerja
lebih tinggi dan perekonomian akan lebih meningkat
3.
Analisis
Pendapatan Perkapita Kota Kediri
Pada
umumnya, terdapat 3 macam indikator-indikator distribusi pendapatan yang sering
digunakan dalam penelitian, meliputi:
a. Indikator Distribusi Pendapatan
Perorangan
b. Kurva Lorenz
c. Koefisien Gini
Dari
ketiga indikator distribusi Masing-masing indikator tersebut mempunyai relasi
satu sama lainnya. Semakin jauh kurva Lorenz dari garis diagonal maka semakin
besar ketimpangan distribusi pendapatannya. Begitu juga sebaliknya, semakin
berhimpit kurva Lorenz dengan garis diagonal, semakin merata distribusi
pendapatan. Sedangkan, semakin kecil nilai dari koefisien gini, menunjukkan
distribusi pendapatan yang lebih merata, dan semakin besar nilai dari koefisien
gini, menunjukkan distribusi pendapatan yang tidak merata.
Untuk
mengetahui tingkat pendapatn perkapita pada Kota Kediri, dapat menggunakan
perhitungan Indeksi Gini sebagai ukuran ketimpangan pendapatan
Tabel 2.3 Perkembangan
Indeks Gini sebagai tolak ukur ketimpangan pendapatan
Tahun
|
Presentase
|
2012
|
0,39
|
2013
|
0,33
|
2014
|
0,31
|
2015
|
0,40
|
2016
|
0,37
|
Sumber :BPS Jawa Timur (Data diolah)
Berdasarkan Tabel Indeks Gini di atas dapat kita ketahui bahwa
tingkat ketimpangan pendapatan yang ada pada kota Kediri masih tergolong tinggi
hal ini berdasarkan pada tingkat pengukuran ketimpangan yang dinyatakan adanya
ketimpangan apabila tingkat Indeks Gini mencapai > 0,3 (lebih dari 0,3).
Tingkat ketimpangan pendapatan di Kota Kediri mengalami Fluktuasi hampir sama
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2012 tingat ketimpangannya
mencapai presentase 0,39, pada tahun 2013 ketimpangan pendapatan mengalami
penurunan yaitu menjadi 0,33, Pada tahun 2014 tingkat ketimpangan kembali
mengalami perununan yaitu menjadi 0,31
hal ini karena bencana gunung meletus yang terjadi di salah satu kawasan dan
berdampak pada beberapa kawasan di kota Kediri sehingga kegiatan perekonomian
terhampat dan distribusi pendapatan kembali tidak merata, Pada Tahun 2015
tingkat ketimpangan pendapatan mulai tumbuh kembali menjadi 0,40 yang merupakan
tingkat tertinggi selama periode 2012 sampai 2016, dan Pada tahun 2016 tingkat
ketimpangan pendapatan kembali mengalami penurunan menajdi 0,37.
Dalam menghadapi fenomena ketimpangan sosial ini pemerintah kota
diri menggencarkan program Bantuan biaya pendidikan bagi keluarga tidak mampu
dan pembinaan kepada KSM (Keluarga sangat miskin) dan sampai pada periode 2014
sudah sekitar 400 keluarga miskin mulai terangkat perekonomiannya.
2.3
Analisis Distribusi pendapatan dan Kemiskinan di Kota Kediri
1.
Definisi Pendapatan
Distribusi Pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan
kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada
dibawah garis kemiskinan. Kebanyakan dari ukuran dan indikator yang mengukur
tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada rata-rata distribusi, dan
karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan lemah dalam
menggambarkan tingkat kesejahteraan.
Pada umumnya, ada 3 macam
indikator-indikator distribusi pendapatan yang sering digunakan dalam
penelitian, meliputi:
a.
Indikator Distribusi Pendapatan Perorangan
b.
Kurva Lorenz
c.
Koefisien Gini
Masing-masing
indikator tersebut mempunyai relasi satu sama lainnya. Semakin jauh kurva
Lorenz dari garis diagonal maka semakin besar ketimpangan distribusi
pendapatannya. Begitu juga sebaliknya, semakin berhimpit kurva Lorenz dengan
garis diagonal, semakin merata distribusi pendapatan. Sedangkan, semakin kecil nilai
dari koefisien gini, menunjukkan distribusi pendapatan yang lebih merata, dan
semakin besar nilai dari koefisien gini, menunjukkan distribusi pendapatan yang
tidak merata.
2.
Analisis Distribusi Pendapatan Kota Kediri
Di
dalam melakukan analisis mengenai distribusi pendapatan yang ada di Kota
Kediri, penggunaan data distribusi pendapatn yang ukur berdasarkan harga
konstan yang berlaku saat itu.
Tabel
2.4 Distribusi pendapatan menurut harga konstan
URAIAN
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan
|
0.28
|
0.27
|
0.28
|
0.28
|
0.27
|
Pertambangan
dan Penggalian
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
0.00
|
Industri
Pengolahan
|
81.63
|
81.51
|
81.71
|
81.93
|
81.64
|
Pengadaan
Listrik dan Gas
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
|
0.02
|
0.02
|
0.02
|
0.02
|
0.02
|
Konstruksi
|
1.83
|
1.82
|
1.85
|
1.83
|
1.85
|
Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
|
9.45
|
9.50
|
9.20
|
9.01
|
9.23
|
Transportasi
dan Pergudangan
|
0.37
|
0.38
|
0.40
|
0.40
|
0.41
|
Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum
|
1.33
|
1.35
|
1.43
|
1.47
|
1.54
|
Informasi
dan Komunikasi
|
1.97
|
1.99
|
1.95
|
1.90
|
1.92
|
Jasa
Keuangan dan Asuransi
|
0.90
|
0.92
|
0.94
|
0.94
|
0.94
|
Real
Estate
|
0.42
|
0.42
|
0.41
|
0.41
|
0.41
|
Jasa
Perusahaan
|
0.19
|
0.19
|
0.19
|
0.19
|
0.19
|
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
|
0.42
|
0.39
|
0.36
|
0.35
|
0.34
|
Jasa
Pendidikan
|
0.73
|
0.75
|
0.77
|
0.77
|
0.76
|
Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial
|
0.15
|
0.15
|
0.16
|
0.16
|
0.16
|
Jasa
lainnya
|
0.32
|
0.31
|
0.32
|
0.33
|
0.32
|
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
|
100.00
|
100.00
|
100.00
|
100.00
|
100.00
|
Sumber
:BPS Kota Kediri
Berdasarkan
data di atas dapat kita ketahui bahwa distribusi pendapatan yang dihasilkan
oleh Penduduk kota Kediri tidak tersebar dengan baik. Tingkat tertinggi dari
pendapat yang diperoleh Kota Kediri ada pada sector industri pengolahan atau
industri manufaktur yaitu setiap tahunnya selalu menduduki tingkat kurang lebih
81 persen, sedangkan yang kedua yaitu pada perdagangan besar dan eceran yaitu
masih menduduki angka lebih dari 9%. Angka dari distribusi pendapatan setiap
sector pada setiap tahunnya selalu mengalami perubahan hal ini berhgantung pada
kondisi ekonomi mikro dan makro yang ada pada daerah tersebut. Dengan tingkat
tingkat pendapatan dari sector sekunder menunjukan bahwa tingkat distribusi
pendapatan belum mencapai angka maksimal dan dikatakan baik, hal ini
dikarenakan sector primer atau sector pokok penunjang kehidupan masih pada
angka 1 persen sehingga dari sini ketimpangan distribusi pendapatan sudah
sangat jelas terjadi. Dapat di ketahui bahwa wilayah industri dan perdagangan
di kota Kediri terletak pada Kecamatan kota dan Kecamatan Pesantren yang
notabennya padat penduduk, sedangkan di Kec Mojoroto adalah wilayah yang
digunakan untuk pertanian, home industri dan wisata alam yang sangat jarang
penduduk, disini dapat diartikan bahwa ketipangan sosial dan pendapatann banyak
terjadi pada kecamantan Mojoroto.
3.
Definisi
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah global, dimana sebagian orang memahami
istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lain melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, serta sebagian lainnya memahami dari sudut
pandang ilmiah yang telah mapan.
Kuncoro
(2003:123) mengemukakan bahwa Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi
standar hidup minimum, dimana pengukuran kemiskinan didasarkan pada konsumsi.
Berdasarkan konsumsi ini, garis kemiskinan terdiri dari dua unsur, yaitu:
1)
Pengeluaran yang diperlukan untuk membeli standar gizi
minimum dan kebutuhan mendasar lainnya.
2)
Jumlah kebutuhan lain yang sangat bervariasi, yang
mencerminkan biaya partisipasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
4. Analisis Kemiskinan di Kota Kediri
Tabel
2.5Garis kemiskinan dan presentase penduduk miskin di kota Kediri
Tahun
|
Garis Kemiskinan
|
Jumlah
|
Total Persentase
|
2011
|
288.876
|
23,30
|
8,60
|
2012
|
316.693
|
22,30
|
8.11
|
2013
|
349.925
|
22,70
|
8.20
|
2014
|
366.788
|
22,13
|
7.95
|
2015
|
386.521
|
23,77
|
8.51
|
2016
|
400.096
|
23,64
|
8.40
|
Sumber
: BPS Kota Kediri
Berdasarkan
data di atas dapat kita ketahui bahwa tingkat kemiskinan atau garis kemiskinan
di kota Kediri mengalami kenaikan, sedang dalam jumlah penduduk miskin yang
dinyatakan dalam persen mengalami fluktuasi, dari dua data tersebut maka
diperoleh total presentase yang menunjukan bahwa tingkat kemiskinan di kkota
Kediri mengalami fluktuasi pada tahun 2011 totdal presentase kemiskinan
mencapai 8,60 persen, kemudian pada tahun 2012 prosentase kemiskinan mengalami
penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 0,49 persen sehingga menjadi 8,11
persen, Pada tahun 2013 tingkat kemiskinan kembali mengalami kenaikan sekitar
0,9 persen sehingga menjadi 8,20 persen, pada tahun selanjutnya yaitu 2014
angka kemiskinan mencapai angka terendah selama periode 2012 sampai 2016 yaitu
mencapai 7,95 persen, akan tetapi pada tahun 2015 angka kemiskinan kembali
meninggi menjadi 8,51 persen, pada pada tahun terakhir tahun 2016 angka
kemiskinan kembali mengalami penurunan sekitar 0,11 persen sehingga menjadi
8,40 persen.
Pada
periode tersebut pemerintah berupaya mengentaskan kemiskinan di kota Kediri
dengan mengadakan program prodamas yang
di dalamn ya terdapat bantuan sosial pengentasan kemiskinan. Selain itu
peemerintah juga memberikan bantuan rastra yang dananya di peroleh dari APBD,
dan pada periode tarkhir usaha pemerintah kota Kediri dalam mengentaaskan
kemiskinan mulai menuju pada titik terang dimana perlahan tingkat kemiskinan
mulai diturunkan dan diharapkan pada tahun-tahun kedepannya angka tersebut bisa
terus menurun sehingga menjadikan kota Kediri kota dengan angka kemiskinan
terkecil di Indonesia.
2.4
Analisis Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah daerah Kediri (APBD)
1.
Definisi APBD
Menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Merupakan rencana keuangan daerah tahunan yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Dengan demikian, APBD merupakan alat atau
wadah untuk menampung berbagai kepentingan publik yang diwujudkan melalui
berbagai kegiatan dan program dimana pada saat tertentu manfaatnya benar-benar
akan dirasakan oleh masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004,
menyatakan bahwa sumber pendapatan atau penerimaan daerah terdiri atas:
a.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
lain-lain.
b.
Dana Perimbangan yang terdiri dari dana bagi hasil pajak,
dana bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
(DAK).
c.
Pendapatan Daerah yang lainnya (Pendapatan daerah yang Sah)
Berdasarkan
dengan Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, bahwa pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Sedangkan, Penerimaan Daerah adalah
uang yang masuk ke daerah dalam periode tahun anggaran tertentu. Menurut
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 Pasal 21 menyatakan, bahwa Anggaran Pengeluaran
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak boleh melebihi anggaran
penerimaan suatu daerah.
2.
Analisis Pendapatan dan Pengeluaran pemerintah daerah Kota Kediri
Pada
Tahun 2012 Pendapatan daerah kota Kediri berasal dari pendapatan pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lai
pendapatan asli daerah yang sah yang berjumlah Rp.111.068.694.883,07, dana
pertimbangan yang berjumlah Rp.581.309.730.651,40, dan dana lain-lain yang
terdapat pada daerah berjumlah sebesar Rp.142.172.996.758,00
Tabel
2.6 pemasukan dana daerah kota Kediri
PENDAPATAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Pendapatan
Asli Daerah
|
Hasil Pajak Daerah
|
26.501.643.709,80
|
Hasil Retribusi Daerah
|
9.570.283.471,00
|
|
Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
|
1.397.499.790,84
|
|
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
|
73.599.267.911,43
|
|
Dana Pertimbangan
|
Bagi hasil apajk/ bagi hasil bukan pajak
|
90.513.867.651,40
|
Dana alokasi umum
|
490.371.763.000,00
|
|
Dana Alokasi Khusus
|
424.100.000,00
|
|
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
|
Dana bagi hasil dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya
|
42.774.835.758,00
|
Dana penyesuaian otonomi khusus
|
71.136.871.000,00
|
|
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya
|
28.261.290.000,00
|
|
Total Pendapatan
|
834.551.422.292,47
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Tahun
2012 pengeluaran dana kota Kediri terdiri dari Belanja tidak langsung yang berjumlah
Rp.481.738.466.482,94 dan Belanja Langsung sejumlah Rp.441.478.907.557,79
Tabel
2.7 pengeluaran Dana daerah Kota Kediri
PENGELUARAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Belanja
tidak langsung
|
Belanja
Pegawai
|
437.202.911.992,94
|
Belanja Hibah
|
32.629.584.563,00
|
|
Belanja Bantuan sosial
|
10.210.599.517,00
|
|
Belanja Bagi hasil
|
0,00
|
|
Belanja Bantuan Keuangan
|
562.886.060,00
|
|
Belanja tidak terduga
|
1.132.484.350,00
|
|
Belanja Langsung
|
Belanja Pegawai
|
70.830606.298,31
|
Belanja Barang dan Jasa
|
155.708.217.150,00
|
|
Belanja Modal
|
214.940.084.109,48
|
|
Total Pendapatan
|
923.217.374.040,73
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Pada Tahun 2013 Pendapatan daerah kota Kediri berasal dari
pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, lain-lai pendapatan asli daerah yang sah yang berjumlah
Rp.126.965.344.661.88, dana pertimbangan yang berjumlah Rp.669.592.072.967,00,
dan dana lain-lain yang terdapat pada daerah berjumlah sebesar
Rp.113.856.070.212,00
Tabel
2.8 pemasukan dana daerah kota Kediri
PENDAPATAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Pendapatan
Asli Daerah
|
Hasil Pajak
Daerah
|
45.975.956.255,40
|
Hasil Retribusi Daerah
|
9.330.554.477,00
|
|
Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
|
1.285.466.633,96
|
|
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
|
70.373.367.294,83
|
|
Dana Pertimbangan
|
Bagi hasil apajk/ bagi hasil bukan pajak
|
76.649.373.967,00
|
Dana alokasi umum
|
562.943.089.000,00
|
|
Dana Alokasi Khusus
|
29.999.610.000,00
|
|
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
|
Dana bagi hasil dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya
|
34.024.724.212,53
|
Dana penyesuaian otonomi khusus
|
71.136.871.000,00
|
|
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya
|
8.694.475.000,00
|
|
Total Pendapatan
|
910.413.487.840,72
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Tahun 2013
pengeluaran dana kota Kediri terdiri dari Belanja tidak langsung yang berjumlah
Rp. 533.131.920.423,72 dan Belanja Langsung sejumlah Rp.420.126.138.417,00
Tabel
2.9 pengeluaran Dana daerah Kota Kediri
PENGELUARAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Belanja
tidak langsung
|
Belanja
Pegawai
|
470.098.643.935,72
|
Belanja Hibah
|
41.315.898.563,00
|
|
Belanja Bantuan sosial
|
20.552.680.000,00
|
|
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota
|
564.697.925,00
|
|
Belanja tidak terduga
|
600.000.000,00
|
|
Belanja Langsung
|
Belanja Pegawai
|
69.992.630.783,00
|
Belanja Barang dan Jasa
|
159.403.106.360,00
|
|
Belanja Modal
|
190.730.401.274,00
|
|
Total Pendapatan
|
953.258.058.840,72
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Pada Tahun 2014
Pendapatan daerah kota Kediri berasal dari pendapatan pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lai pendapatan
asli daerah yang sah yang berjumlah Rp.137.460.804.933,34, dana pertimbangan
yang berjumlah Rp.741.712.896.325,00, dan dana lain-lain yang terdapat pada
daerah berjumlah sebesar Rp.109.113.302.212,00
Tabel
3.0 pemasukan dana daerah kota Kediri
PENDAPATAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Pendapatan
Asli Daerah
|
Hasil Pajak
Daerah
|
49.278.956.255,40
|
Hasil Retribusi Daerah
|
10.012.731.877,00
|
|
Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
|
1.285.466.633,96
|
|
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
|
76.883.650.166,98
|
|
Dana Pertimbangan
|
Bagi hasil apajk/ bagi hasil bukan pajak
|
72.381.037.325,53
|
Dana alokasi umum
|
634.351.359.000,00
|
|
Dana Alokasi Khusus
|
34.980.320.000,00
|
|
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
|
Dana bagi hasil dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya
|
34.024.724.212,53
|
Dana penyesuaian otonomi khusus
|
71.136.871.000,00
|
|
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya
|
3.951.707.000,00
|
|
Total Pendapatan
|
988.287.003.470,87
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Tahun 2014
pengeluaran dana kota Kediri terdiri dari Belanja tidak langsung yang berjumlah
Rp. 634.636.399.599,72 dan Belanja Langsung sejumlah Rp.519.189.810.220,00
Tabel
3.1 pengeluaran Dana daerah Kota Kediri
PENGELUARAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Belanja
tidak langsung
|
Belanja
Pegawai
|
560.338.475.591,72
|
Belanja Hibah
|
30.200.780.803,00
|
|
Belanja Bantuan sosial
|
32.532.445.240,00
|
|
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota
|
564.697.925,00
|
|
Belanja tidak terduga
|
11.000.000.000,00
|
|
Belanja Langsung
|
Belanja Pegawai
|
74.582.745.516,08
|
Belanja Barang dan Jasa
|
208.475.008.890,00
|
|
Belanja Modal
|
236.132.401.274,00
|
|
Total Pendapatan
|
1.153.826.209.779,72
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Pada Tahun 2015
Pendapatan daerah kota Kediri berasal dari pendapatan pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lai pendapatan
asli daerah yang sah yang berjumlah Rp.166.936.404.103,00, dana pertimbangan
yang berjumlah Rp.770.952.509.419,00, dan dana lain-lain yang terdapat pada
daerah berjumlah sebesar Rp. 209.491.366.212,53.
Tabel
3.2 pemasukan dana daerah kota Kediri
PENDAPATAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Pendapatan
Asli Daerah
|
Hasil Pajak
Daerah
|
58.000.400.000,00
|
Hasil Retribusi Daerah
|
8.181.459.127,00
|
|
Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
|
1.061.637.000,00
|
|
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
|
99.692.907.976,00
|
|
Dana Pertimbangan
|
Bagi hasil apajk/ bagi hasil bukan pajak
|
104.517.430.419,00
|
Dana alokasi umum
|
634.461.169.000,00
|
|
Dana Alokasi Khusus
|
31.973.910.000,00
|
|
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
|
Dana bagi hasil dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya
|
50.024.724.212,53
|
Dana penyesuaian otonomi khusus
|
115.614.439.000,00
|
|
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya
|
43.852.203.000,00
|
|
Total Pendapatan
|
1.147.380.279.734,53
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Tahun 2015
pengeluaran dana kota Kediri terdiri dari Belanja tidak langsung yang berjumlah
Rp. 641.514.640.831,72 dan Belanja Langsung sejumlah Rp. 790.809.855.807,00
Tabel
3.3 pengeluaran Dana daerah Kota Kediri
PENGELUARAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Belanja
tidak langsung
|
Belanja
Pegawai
|
581.716.043.591,72
|
Belanja Hibah
|
24.962.821.000,00
|
|
Belanja Bantuan sosial
|
30.252.261.448,00
|
|
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota
|
583.514.792,00
|
|
Belanja tidak terduga
|
4.000.000.000,00
|
|
Belanja Langsung
|
Belanja Pegawai
|
101.836.742.061,25
|
Belanja Barang dan Jasa
|
334.807.310.816,75
|
|
Belanja Modal
|
354.165.802.929,00
|
|
Total Pendapatan
|
1.432.324.496.638,72
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Pada Tahun 2016
Pendapatan daerah kota Kediri berasal dari pendapatan pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lai pendapatan
asli daerah yang sah yang berjumlah Rp.191.731.519.491,43, dana pertimbangan
yang berjumlah Rp.795.237.462.291,00, dan dana lain-lain yang terdapat pada
daerah berjumlah sebesar Rp.191.395.443.531,00.
Tabel
3.4 pemasukan dana daerah kota Kediri
PENDAPATAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Pendapatan
Asli Daerah
|
Hasil Pajak
Daerah
|
70.509.535.990,43
|
Hasil Retribusi Daerah
|
8.607.702.659,00
|
|
Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
|
1.496.662.100,00
|
|
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
|
111.117.618.742,00
|
|
Dana Pertimbangan
|
Bagi hasil apajk/ bagi hasil bukan pajak
|
104.883.018.291,00
|
Dana alokasi umum
|
617.780.644.000,00
|
|
Dana Alokasi Khusus
|
72.573.800.000,00
|
|
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
|
Dana bagi hasil dari Provinsi dan Pemerintah daerah lainnya
|
70.781.004.531,00
|
Dana penyesuaian otonomi khusus
|
115.614.439.000,00
|
|
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya
|
5.000.000.000,00
|
|
Total Pendapatan
|
1.178.364.425.313,43
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
Tahun 2016
pengeluaran dana kota Kediri terdiri dari Belanja tidak langsung yang berjumlah
Rp. 577.421.051.944,95 dan Belanja Langsung sejumlah Rp.936.431.452.809,10
Tabel
3.5 pengeluaran Dana daerah Kota Kediri
PENGELUARAN
|
Uraian
|
Jumlah
|
Belanja
tidak langsung
|
Belanja
Pegawai
|
533.326.731.269,95
|
Belanja Hibah
|
16.470.410.000,00
|
|
Belanja Bantuan sosial
|
22.896.850.000,00
|
|
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota
|
727.060.675,00
|
|
Belanja tidak terduga
|
4.000.000.000,00
|
|
Belanja Langsung
|
Belanja Pegawai
|
118.567.810.153,00
|
Belanja Barang dan Jasa
|
417.411.822.679,10
|
|
Belanja Modal
|
400.451.819.977,00
|
|
Total Pendapatan
|
1.513.852.504.754,05
|
Sumber:
Pemerintah Kota Kediri
2.5
Analisis Pembangunan Ekonomi Daerah Kediri
1.
Definisi
Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan
Ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengelolaan sumberdaya yang
ada yang dilakukan oleh pemerintah dan juga masyarakat dengan membentuk pola
kemitraan anatar pemerintah dengan pihak swasta untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah. Pembangunan ekonomi juga dapat diartikan sebagai
upaya untuk memperbaiki penggunaan suatu sumber daya yang tersedia di suatu
wilayah sehingga sumber daya yang ada terolah dengan baik dan mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat sekitar terlebih lagi meningkatkan perekonomian daerah.
Dalam hal
pembangunan Ekonomi daerah sudah pasti Pemerintah Kota Kediri harus ikut
berpartisipasi dalam pembangunan-pembangunan ekonomi yang ada di wilayah Kota
Kediri. Hal ini dianjurkan agar upaya pembangunan tersebut tidak menyebabkan
kerugian pada suatu daerah, melestarikan adat istiadat setempat, tidak merusak
lahan pertanian yang produktif, dan terciptanya situasi yang kondusif di setiap
wilayah yang ada di Kota Kediri.
Saat ini strategi yang dapat diambil dalam
upaya pembangunan ekonomi Kota Kediri, antara lain :
1.
Mulai perlahan menghentikan ketergantungan
terhadap PT Gudang Garam
2.
Pembangunan Pertanian, Peternakan, Perikanan,
perkebunan untuk memeprkuat swasembada pangan.
3.
Meningkatkan potensi wilayah di tiga kecamatan.
4.
Pemerataan distribusi pendapatan dan persebaran
penduduk.
5.
Pemerataan pembangunan Infrastruktur
6.
Mempermudah pengurusan surat izin usaha
7.
Memperbanyak UMKM
8.
Peningkatan kualitas pendidikan
9.
Pencanangan progam bantuan (KSM) dengan
memberikan sosialisasi dan bimbingan sampai pada pengentasan dari kemiskinan.
10.
Mengembangkan industri pariwisata untuk
mendorong kreatifitas dan produktifitas masyarakat memajukan ekonomi masyarakat
dan melestarikan budaya daerah
11.
Pengembangan Koperasi
12.
Pengembangan lingkungan hidup yang sehat dan
seimbang
13.
Meuwujudkan aparatur pemerintahan yang
professional
14.
Membangun jaringan Informasi dan Komunikasi
Dalam Rangka pembangunan ekonomi kota Kediri, terdapat bebrapa teori yang
dapat menjelaskan letak letak tingkatan pembangunan ekonomi antar daerah, yaitu
:
1.
Teori Basis Ekonomi
Menurut Teori berbasis Ekonomi ini permintaan
terhadap barang dan jasa dari dalam maupun luar daerah atau bahkan ekspor di
pengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
2.
Teori Lokasi
Menurut Teori Lokasi ini, lokasi dimana akan di
bangunnya sebuah Industri sangat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
3.
Teori daya Tarik Industri
Menurut Teori daya Tarik industri ini, factor
yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi di pengaruhi oleh daya Tarik
Industri seperti Produktivitas tenaga kerja, spesialisasi industri, prospek
bagi permintaan domestic, dll.
.Model Analisis Pembangunan Ekonomi Daerah
Dalam upaya pembangunan ekonomi daerah terdapat
4 model pembangunan ekonomi, yaitu :
1.
Analisis
Share Shift (SS)
2.
Location
Quotients (LQ)
3.
Angka Pengganda Pendapatan
4.
Analisis
Input-Output (I-O)
Pada dasarnya Kota Kediri memiliki potensi yang
sangat besar dengan adanya tiga kecamatan yang berpotensi sebagai daerah
industri, daerah pendidikan, dan juga daerah wisata, selain itu letak kota
Kediri yang strategis dapat menjadi peluang tersendiri untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi. Dengan alasan itulah Penulis kemudian menggunakan model
analisis Share Shift (SS) untuk menganalisis Pembangunan Ekonomi Daerah di
Kabupaten Kediri. Analisis SS ini menggunakan struktur perekonomian nasional
untuk dijadikan titik tumpu perbandingan. Dan berikut hasil analisis berkaitan
dengan potensi-potensi yang dimiliki Kota Kediri dan harus dikembangkan :
a.
Sektor Pariwisata
Di Kota Kediri
Kawasan Pariwisata sangatlah beragam yaitu meliputi Pariwisata Industri,
pariwisata belanja dan kuliner, serta pariwisata olah raga dan seni, serta
adanya situs-situs warisan budaya di bebrapa kecamatan,.hal inilah yang harus
ditingkatkan pengambangannya agar dapat emnarik investor asing untuk memanamkan
modalnya di Kota kediri.
b.
Variasi dan Innovasi Bisnis
Sampai pada saat ini tercatat sekitar 4000 UMKM
yang berada di Kota Kediri, dan hal ini bisa lebih di kembangkan agar tidak
hanya sebatas UMKM atau agar dapat menjadi perusahaan berskala besar.
c.
Pengembangan Sektor Pertanian
Di beberapa daerah di Kota Kediri terdapat
wilayah yang subur dan potensial untuk ememnuhi swasembada pangan masyarakat
kota Kediri, oleh karenanya wilayah potensial sumber daya makanan itu haruslah
di kembangkan lebih lanjut agar terpenuhinya swasembada pangan di Kota Kediri
seperti yang telah di rencakan sebelumnya.
d.
Pengembangan
suaka alam dan Cagar Budaya
Di beberapa
wilayah di Kota Kediri sangat potensial untuk dijadikan tempat pariwisata
karena keindahan alamnya, oleh karena itu pengembangan suaka alam dan cara
budaya dinilai dapat memebantu peningkatan perekonomian.
2.6
Analisis Perkembangan Sektor Pertanian, Kelautan dan pengembangan
Wisata
1.
Definisi
Sektor Pertanian
Sektor pertanian adalah kegiatan
untuk mendayagunakan dan memanfaatkan
sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup karena itulah sector pertanian
termasuk ke dalam sector primer. Dalam sektor pertanian ada beberapa subsektor
yaitu tanaman bahan makanan, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
Dalam Pelaksaan kegiatan pertanian, ada yang langsung mengambil dari alam,
tetapi ada pula yang membudidayakan. Pemanfaatan langsung dari alam contohnya
adalah pemungutan hasil hutan, perikanan tangkap baik dari laut atau sungai
dll. Sedangkan usaha budidaya dilakukan diseluruh subsektor pertanian.
Kota Kediri merupakan salah satu
Kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki banyak komoditas unggulan, seperti
jagung, padi, ubi jalar, dan kedelai. Luas lahan sawah di Kota Kediri menurut
kecamatan dibedakan menurut teknis, setengah teknis maupun non teknis. Pada umumnya kegiatan pertanian dipengaruhi juga oleh masalah
pengairan. Didalam sector pertanian ini terbagi menjadi beberapa sub sector,
diantaranya adalah sub sector perkebunan, peternakan, hotikultura,dan
perikanan.
2.
Perkembangan
Sub sector Pertanian
Jenis lahan pertanian yang ada di Kota Kediri adalah sawah dengan
sistem irigasi teknis. Luas lahan sawah irigasi di Kota Kediri sekitar 1.903
hektar. Sampai Pada tahun 2016 lahan pertanian tersebut ditanami padi dan
palawija seperti: jagung, ubi kayu kacang tanah, dan sedikit kedelai.
Tabel 3.7 Luas
Panen (Ha)
Komoditas
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
Padi
|
2.654
|
1.620
|
2.081
|
1.707
|
2.048
|
Jagung
|
906
|
899
|
937
|
883
|
793
|
Ubi Kayu
|
26
|
16
|
30
|
24
|
24
|
Ubi Jalar
|
-
|
2
|
2
|
4
|
-
|
Kacang Tanah
|
6
|
38
|
25
|
14
|
22
|
Kedelai
|
8
|
16
|
23
|
23
|
7
|
Sumber:BPS Kota
Kediri
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa perkembangan
pertanian di Kota Kediri selama Periode 2012 sampai pada 2016 yang di ukur
berdasarkan Luas panen adalah Fluktuatif, pada tahun 2012 lahan padi di Kota
Kediri mencapai 2.654 Hektar, pada Tahun 2013 kemudian mengalami penuruan yang
cukup signifikan yaitu menjadi 1.620, Pada tahun 2014 kembali mengalami
peningkatan menjadi 2.081, pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan menjadi
1.070, dan Pada tahun terakhir pada tahun 2016 luas lahan padi mengalami
kenaikan menjadi 2.048. berdasarkan data luas lahan kebanyakan lahan yang dapat
di fungsikan untuk lahan pertanian adalah pada Kecamatan Mojoroto.
Begitu pula dengan komoditas lainnya
seperti jagung, Ubi Jalar, Ubi Kayu, kacang tanah dan kedelai, setiap tahunnya
mengalami fluktuasi hal ini bergantung pada kondisi cuaca di kota Kediri dan
beberapa komoditas lain kebanyakan di hasilkan di kecamatan Mojoroto.
Sumbangan sector primer seperti sector
pertanian terhadap PDRB sampai pada periode 2016 sangatlah sedikit, masih
terpaut jauh apabila di bandingkan dengan sector industri yang begitu tinggi,
padahal kondisi alam di Kota Kediri ini sangat mumpuni untuk memenuhi
swasembada pangan masyarakat, hanya saja potensi yang ada belum di maksimalkan
dalam pengeloaannya. Salah satu produk pertanian yang paling unggulan di kota
Kediri adalah tebu, hal ini di dukung dengan adanya industri pengelolaan hasil
perkebunan tebu yang ada di Kota Kediri, sehingga pemenuhan kebutuhan akan
hasil pertanian tebu sangat mumpuni.
3.
Definisi
Sektor Industri
Perusahaan
atau usaha industri adalah suatu kesatuan usaha yang melakukan kegiatan
ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan
atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai
produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab
atas usaha tersebut. Perusahaan Industri Pengolahan dibagi dalam 4 golongan
yaitu :
1.
Industri Besar (jumlah tenaga kerja 100 orang
atau lebih)
2.
Industri Sedang (jumlah tenaga kerja 20-99
orang)
3.
Industri Kecil (jumlah tenaga kerja 5-19 orang)
4.
Industri Rumah Tangga (jumlah tenaga kerja 1-4
orang)
Di kota Kediri pada dasarnya kawasan industri sangatlah luas, dan
terbagi menjadi tiga kawasan yang sangat Kawasan Industri Besar, Kawasan
Industri Menengah dan Kawasan Home Industri atau industri rumahan. Industri
besar terdiri atas Industri Rokok gudang Garam yang terletak di kelurahan
Semampir, Balowerti, dan Dandangan serta Pabrik Gula di kelurahan Mrican dan
Pesantren. Industri sedang biasanya berupa Industri Pengelolaan Kayu yang
berada di kelurahan Pesantran dan Industri pembuatan makanan yang terletak di
kelurahan Betet dan Kelurahan Blabak. Sedangkan Home Industri atau industri
rumahan terletak di kelurahan, Bandar Lor, Banjarmlatu, Bandar Kidul, Pkelan,
Kampung Dalem, dan Blabak.
4.
Analisis
Pertumbuhan Sektor Industri
Perkembangan Industri Berdasarkan klasifikasi subsektor industri
nonmigas yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian RI, kondisi aktual
sektor perindustrian di Kota Kediri menurut jumlah unit usaha, tenaga kerja dan
nilai produksinya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.8 Industri
ditinjau dari subsector tahun 2016
No.
|
Subsektor
|
Unit Usaha
|
Jumlah
Tenaga Kerja (Orang)
|
Nilai
Produksi (Rp)
|
1
|
Industri
Logam dan Mesin
|
122
|
1.231
|
21.316
|
2
|
Industri
Kimia
|
18
|
139
|
10.461
|
3
|
Industri
Aneka
|
79
|
860
|
256.561
|
4
|
Industri
Hasil Pertanian dan Kehutanan
|
60
|
41.630
|
5.187.913
|
5
|
Industri
Makanan dan Minuman
|
179
|
1.716
|
51.492
|
6
|
Industri
Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit
|
48
|
373
|
9.517
|
7
|
Industri
Kertas dan Percetakan
|
57
|
299
|
10.297
|
J U M L A H
|
563
|
46.248
|
5.547.557
|
Sumber
: Pemerintah Kota Kediri
Pada tahun 2016 jumlah industri di
Kota Kediri yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu kecamatan kota, pesantren,
dan kecamatan mojoroto berjumlah 563 dengan jumlah total pekerja mencapai
46.248. dan berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa sampai pada 2016
industri yang paling banyak di kota Kediri adalah pada subsector Makanan dan
minuman, dan juga industri logam dan mesin. Akan tetapi industri yang paling
banyak menyerap tenaga kerja adalah industri hasil pertanian dan kehutanan
salah satunya industri rokok dan pabrik gula sebagai industri pengolahan hasil
tembakau dan rokok.
5.
Defini Sektor Pariwisata
Wilayah
Kota Kediri dan sekitarnya diyakini cukup potensial akan obyek-obyek pariwisata
yang dapat dikembnagkan sebagai sumber daerah. Hal ini dikarenakan adanya obyek
wisata alam yang cukup petensial seperti Goa Selomangkleng, pegunungan Wilis,
aliran Sungai Brantas, maupun obyek wisata buatan seperti Museum Airlangga, dan
peningglan situs Kerajaan Kadiri. Disamping itu masih terdapat tempat-tempat
rekreasi keluarga, seperti Taman Hiburan Rakyat Pagora, Pemandian Kuwak dan
Dermaga Brantas
Dalam
usahanya untuk mengarahkan Kota Kediri sebagai kota Wisata, pemerintah kota
Kediri melakukan dua hal. Pertama pengendalian dan pengembangan potensi wisata
yang sudah ada, dan kedua menciptakan tempat-tempat wisata buatan yang baru
seperti pembuatan Taman Hiburan, pembuatan dermaga, pemberian kesempatan swasta
untuk membuka sarana hotel dan hiburan malam.
6. Analisi
Pengembangan Pariwisata di Kota Kediri
Pengembangan
utama untuk kawasan wisata Kota Kediri adalah pengembangan Wisata alam dan
buatan pada kawasan Gua Selomangkleng. Dalam kawasan tersebut terdapat
tempat-tempat bersejarah yang memiliki panorama yang indah bila di kembangkan
lebih lanjut. Pengembangan lainnya adalah tempat-tempat bersejarah yang
memiliki panorama yang indah bila di kembangkan lebih lanjut. Pengembangan
lainnya adalah tempat-tempat wisata buatan yang ada di Kecamatan Kota yaitu pada
Taman Tirtoyoso dan Pagora.
Tabel. 3.9
Perkembangan Pariwisata berdasarkan hunian kamar hotel
Kecamatan
|
Hotel
|
Kamar
|
Tempat tidur
|
Mojoroto
|
4
|
115
|
183
|
Kota
|
19
|
886
|
1256
|
Pesantren
|
2
|
47
|
54
|
Kota
Kediri
|
25
|
1048
|
1493
|
Sumber : BPS kota Kediri
Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik kota Kediri pada tahun 2016 tingkat perkembangan
pariwisata di kota Kediri dari tahun ke tahun semakin baik hal ini dapat di
lihat dari jumlah penambahan tingkat hunian atau hotel yang semakin bertambah
setiap tahunnya, dan hal ini tampak terlihat di kota Kediri pada Kecamatan Kota
sampai pada 2016 terdapat 19 hotel
dengan total 886 kamar dan 1256 tempat tidur. Selain itu perkembangan
pariwisata juga dapat di ukur berdasarkan tingkat pengunaan transportasi darat
dan juga rumah makan di Kota Kediri yangs etiap tahunnya juga mengalami
pertambahannya.
2.7
Analisis
tentang Permasalahan Ekonomi yang ada di Kabupaten Kediri beserta solusinya.
1.
Tingginya Inflasi
yang terjadi di Kota Kediri
Tabel 4.0inflasi Kota Kediri
Tahun
|
IHK Desember
|
Inflasi Tahun Kalender (persen)
|
2012
|
134.61
|
4.63
|
2013
|
145.44
|
8.05
|
2014
|
118.96
|
7.49
|
2015
|
120.99
|
1.71
|
2016
|
122.56
|
1.30
|
Sumber :BPS Kota Kediri
Inflasi
yang terjadi di kota Kediri dari tahun ke tahun berangsur mengalami penurunan
yaitu pada tahun 2012 inflasi yang terjadi adalah sebesar 4,63%, kemudian pada
tahun 2013 kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 8,05%, dan pada tahun 2014
sebesar 7,49%, kemudian pada yahun 2015 inflasi kota Kediri mengalami penuruan
yang sangat signifikan yaitu sebesar 5,78%
sehingga inflasi yang terjadi hanya mencapai 1,71%. Pada Tahun 2016
Inflasi yang terjadi di Kota Kediri masih menyentuh angka 1,30% meskipun angka
ini terbilang angka yang paling kecil atau kondisi yang paling baik selama
periode 2012 sampai pada periode 2016 akan tetapi hal ini maish tidak
menunjukan bahwa kondisi ekonomi kota Kediri terbilang baik. Hal ini di picu
oleh kenaikan harga telur ayam ras,bensin atau BBM, Daging aym ras, sayur
bayam, cabai rawit, rokok kretek filter, tariff pulsa ponsel, tariff angkutan
kota, dan gaji buruh bukan mandor.
Solusi
yang dapat di berikan bagi pemerintah dalam menghadapi tingginya inflasi yang
terjadi adalah dengan peningkatan pengeloaan terhadap sumber daya pertanian dan
perkebunan, berdasarkan data inflasi yang terjadi adalah berkisar antara produk
pertanian, peternakan dan perkebunan yang menjadi sector primer di Kota Kediri.
Pemerintah sebaiknya menggiatkan sosialisasi dan melakukan bantuan kepada para
petani dan pengelola sector primer sehingga pertanian dan beberapa sector
menjadi lebih maju, menyumbang lebih banyak PDRB dan juga mengurangi inflasi.
2.
Masih tergantungnya kota Kediri terhadap
Perusahaan Gudang garam
Salah
satu masalah bagi Kota Kediri adalah masih tergantungan kota Kediri terhadap
industri pengolahan tembakau terbesar yaitu Gudang Garam, ketika pendapatan
Gudang Garam turun maka sumbangan terhadap PDB yang di ebrikan terhadap Kota
Kediri akan Turun dan beberapa dampak lain yang di terima penduduk kota Kediri.
Solusi
yang dapat di berikan untuk pemerintah adalah agar pemerintah membuat BUMD dan
penguatan Industri-industri baru yang dapat membantu perekonomian, selain itu
apabila berkaca kepada daerah lain yang memiliki pendapatan ekonomi yang tinggi
seperti Malang dan Surabaya maka hal yang harus dilakukan oleh pemerintah
Kediri adalah membangun perguruan tinggi atau tempat-tempat pendidikan yang
dapat menambah invesatsi asing karena tingginya pangsa pasar terhadap beberapa
barang.
3.
Tingginya Ketimpangan pendapatan
Masalah
yang harus di selesaikan oleh pemerintah adalah masih tingginya ketimpangan
pendapatan di antara ketiga kecamatan di Kota Kediri, masyarakat di daerah
industri memiliki pendapatan yang tinggi dan masyarakat di daerah lahan
pertanian berpendapatan yang rendah, padahal di beberapa kawasan memiliki
potensi yang berbeda-beda yang apabila baik pengelolaan maka ketimpangan
pendapatan itu akan terselesaikan.
Solusi
yang harus di lakukan pemerintah adalah dengan menggiatkan UMKM dan memberikan
sarana Informasi dan Transportasi di daerah-daerah pertanian agar usaha mereka
lebih terdukung untuk maju.
4.
Masih tingginya angka kemiskinan
Sampai
pada tahun 2016 kemiskinan di kota Kediri masih tergolong tinggi, sehingga ini
menjadi masalah serius yang harus di hadapi oleh pemerintah kota Kediri.
Solusi
yang di berikan kepada pemerintah adalah terus memperbaiki sistem pengantasan
kemiskinan yang ada, bukan hanya memberikan abntuan dana akan tetapi lebih ke
pembinaan agar mereka yang miskin bisa terangkat dari kemiskinan.
5.
Infrastruktur yang seadanya
Infrastruktur
dari kota Kediri yang masih seadanya menjadikan wisatawan yang ingin berkunjung
ke Kota Kediri untuk berwisata meinkmati beberapa alam dari Kediri kurang
merasa nymana sehingga para wisatawan akan banyak mempertimbangakan ketika
ingin berwisata ke kota Kediri
Solusi
yang di berikan adalah pemerintah harud terus melakukan perbaikan dari
Infrastruktur di Kota Kediri agar kegiatan ekonomi berlangsung dengan lancer,
pendapatan dari sana semakin tinggi dan banyak wisatawan yang datang ke kota
Kediri sehingga pariwisata menjadi lebih terkenal dan banyak investor asing
yang tertarik untuk menanamkan modalnya di kota Kediri
6. Pengeloaan
sector pertanian yang belum maksimal
Sector
pertanian adalah sector primer dimana menghasilkan kebutuhan pokok seluruh
masyarakat, di kota Kediri pengelolaan pertanian baik peternakan, perkebunan,
holtikultura dan juga perikanan masih belum begitu maksimal sehingga hasil yang
di peroleh dari pertanian tidak seimbang bagi kebuttuhan masyarakat yang sangat
tinggi terlebih lagi untuk swasembada pangan.
Solusi
yang di berikan untuk pemerintah dan masyarakat adalah agar membuat perbaikan
terhadap lahan pertanian dan pemanfaatan lahan-lahan kosong yang berpotensi,
kemudian memberikan bantuan berupa alat canggih untuk memperbaiki hasil
pertanian, pemberian sosialisasi kepada masyarakat agar termotivasi
meningkatkan hasil pertanian, memberikan bibit-bibit unggul untuk tanaman dan
ternak agar hasil lebih maksimal
BAB III
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kota
Kediri berada pada jalur trans antara Surabaya dengan Ngajuk, Tulungagung,
Blitar, dan Malang dan telah di tetapkan sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW)
yang berfungsi sebagai pendorong sistem perkotaan sebagai pusat pelayanan
sekunder. Selain itu kota Kediri juga merupakan pusat kota industri,jasa,
perdangan, pendidikan dan pariwisata regional, hal ini dikarenakan Kota Kediri
memliki kawasan-kawasan strategis yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan
sesuai dengan potensi wilayah-wilayah yang ada.
Melihat
dari sejumlah potensi yang dimiliki oleh Kota Kediri perlu diketahi bahwa dalam upaya pembangunan ekonomi kota Kediri
agar lebih maju dna meningkat terdapat bebrapa teori yang dapat menjelaskan
letak letak tingkatan pembangunan ekonomi antar daerah, yaitu :
1.
Teori Basis Ekonomi
Menurut
Teori berbasis Ekonomi ini permintaan terhadap barang dan jasa dari dalam
maupun luar daerah atau bahkan ekspor di pengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi
suatu daerah.
2.
Teori Lokasi
Menurut Teori Lokasi ini, lokasi dimana akan di
bangunnya sebuah Industri sangat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
3.
Teori daya Tarik Industri
Menurut Teori daya Tarik industri ini, factor
yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi di pengaruhi oleh daya Tarik
Industri seperti Produktivitas tenaga kerja, spesialisasi industri, prospek
bagi permintaan domestic, dll.
Di dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi menuju perekonomian yang maju yang memiliki
Swasembada pangan sudah barang tentu terdapat sejumlah masalah yang harus
dihadapi oleh pemerintah kota Kediri, diantaranya adalah masih tingginya
tingkat inflasi yang terjadi, tingginya angka kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan, kurangnya infrastruktur dan sebagainya, pada dasarnya pemerintah
sudha emnyiapkan strategi-strategi khusus dalam menghadapi masalah- masalah
yang terjaid hanya saja peran kita sebagai masyarakat dan sebagai seorang
mahasiswa yang harus lebih di kuatkan, sebaik apapun usaha pemerintah membangun
sistem menuju perekonomian yang maju apabila tidak ada dukungan dari Masyarakat
yang bersangkutan maka usaha pemerintah tidak akan terealisasikan dengan baik
4.2
Saran
Penulis
di dalam menyusun makalah ini terdapat bebepa kekurangan yang mungkin di
harapkan dapat di sempurnakan oleh pembaca, diantaranya adalah :
1. Kurangnya
data Real mengenai perkembangan Pariwisata dari tahun ke tahun
2. Analisis
yang mendalam mengenai distribusi pendapatan di Kota Kediri
3. Analisis
yang mendalam Mengenai Struktur Daerah
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
yang harus diperbaiki. Maka, diharapkan adanya berbagai saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk memperbaiki serta menyempurnakan tugas ini.
Sumber
Referensi
1.
Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia: Tantangan
dan Harapan bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Erlangga.
2.
Badan
Pusat Statistik. 2018.
3.
Badan
Pusat Statistik.2018
4.
Badan
Pusat Statistik Kota Kediri. 2018
5.
Website
resmi Pemerintah Kota Kediri
6.
Data
Kediri dalam angka 2016
7.
Data
Kediri dalam Angka 2017
Komentar
Posting Komentar