UPAYA PENINGKATAN PRESTASI PESERTA DIDIK BERDASARKAN TEORI NATIVISME
NATIVISM
Berbicara
perihal bakat pada seorang anak, akan selalu berkaitan dan berhubungan dengan
teori nativisme. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia terlahir dengan
membawa sejuta potensi dan juga kekuatan. Namun keduanya bersifat tersembunyi,
maka dari itu potensi yang dimiliki setiap manusia perlu di asah dan di gali
dengan kalimat dahsyat baik berupa motivasi atau hal lain dan juga latihan
secara rutin agar potensi yang dimiliki bisa berkembang dengan baik.
Teori
nativisme adalah teori yang menganggap bahwa perkembangan anak banyak di
pengaruhi oleh factor genetic dari orang tua atau factor pembawaan, hal ini
berarti segala sesuatu yang terjadi pada perkembangan anak adalah tidak lain karena
pembawaan yang ada sejak mereka lahir sebagai bentuk pewarisan sifat dari slaah
satu atau kedua orang tua mereka. Pada Prinsipnya padangan nativisme ini
Berdasarkan
pandangan nativisme yang menjelaskan bahwa pengakuan tentang adanya daya asli
yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia. Daya yang dimaksudkan disini
adalah daya psikologis dan fisiologis serta kemampuan dasar lainnya yang
kapasitasnya berbeda dalam diri setiap manusia. Daya dan perkembangan setiap
manusia ini ada yang selalu tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya dan ada pula yang hanya sampai pada titi tertentu. Sering kali
kemampuan yang dimiliki anak yang berdasarkan bawaan lahir melebihi kemampuan
yang dimiliki oleh orang tuanya, hal ini bergantung pada bagaimana individu
mengasah kemampuan yang ada. Satu misal terdapat seorang anak yang berasal dari
orang tua yang sama-sama memiliki bakat dalam bidang seni music, maka tidak
dapat dipungkiri bahwa sang anak juga akan memiliki kemampuan yang sama bahkan lebih
mewarisi darah seni dari kedua orang tuanya, tergantung pada bagaimana seorang
anak itu mengasah bakat seni.
Pandangan
nativisme juga berpendapat bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
bawaan yang didapat dari lahir, pendidikan hanya berperan sebagai pendukung
potensi yang dimiliki dan tidak berkuasa atas perkembangan seorang anak. Sama
halnya dengan lingkungan, bagimanapun lingkungan yang ada pada sekitar anak
yang memiliki potensi bawaan tidak akan memberikan pengaruh terhadap potensi
kecerdasan yang dimiliki seorang anak, hanya saja apabila kecerdasan yang
dimiliki tidak di asah, maka kecerdasan yang dimiliki hanya akan berkisar
sampai di situ saja, ia tidak akan memiliki perkembangan dan keahilan yang
lain.
Teori
nativisme dapat juga dikaitkan dengan biologisme dikarekan teori ini lebih
berfokus pada kepentingan kehidupan setiap individu tanpa memperhatikan
pengaruh-pengaruh dari luar. Dan bersadarkan pengetahuan biologi perkembangan
individu banyak di topang atau didukung oleh Faktor genetic atau factor
keturunan, factor kemampuan atau bakat, dan juga Faktor pertumbuhan setiap
individu.
Setiap anak yang
terlahir dan memiliki kecerdasan yang tidak dimiliki oleh anak-anak lainnya,
yang hal ini berarti bahwa setiap manusia memiliki tingkat kecerdasan dan
potensi yang berbeda dan dapat di pastikan bahwa setiap manusia pasti memiliki
potensi yang dapat di gunakan untuk bekal kehidupan sang anak. Biasanya anak-anak yang memiliki kecerdasan ekstra ini
biasanya cenderung enggan belajar akan tetapi ia lebih mempunyai cara sendiri
untuk mengembangan potensi yang ada pada dirinya sesuai dengan hal yang di sukainya, oleh
karenanya banyak anak yang cerdas kalah dengan anak yang rajin yang pada dasar
tidak memiliki kemampuan yang mumpuni akan tetapi mereka tekun dalam belajar.
Mengingat
setiap orang sudah memiliki kecerdasan sejak lahir dan kebanyakan dari mereka
akan enggan belajar, maka terdapat beberapa upaya yang dapat menjadi pendorong
peningkatan prestasi bagi seorang anak yang memiliki potensi sejak lahir adalah
dengan mengikutkan anak pada kursus atau pelatihan untuk mengembangkan bakatnya
sehingga bakat yang di bawa sejak lahir ini dapat menjadi potensi diri yang
membarikan dampak baik berkelanjutan dalam kehidupan sang anak nantinya, selain
itu kursus dan pelatihan ini berguna agar potensi yang dimiliki seorang anak
tidak sia-sia.
Pelatihan
atau Kursus yang dimaksudkan disini tidak hanya di khususkan pada mereka yang
pada dasarnya potensinya sudah terlihat sejak kecil, akan tetapi pelatihan juga
dapat dilakukan untuk anak yang memang belum terlihat potensinya, hal ini dapat
dilakukan dengan mencoba anak melakukan tes potensi akademik sehingga kita
dapat mengetahui ia lebih berpotensi dalam bidang apa. Dalam setiap upaya yang
baik sudah barang tentu akan ada dampak atau efek yang timbul begitu juga
dengan pelatihan ini. pada kenyataannya di kehidupan sekarang ini orang tua
cenderung berambisi kuat untuk mengembangkan potensi sang anak mencoba menggali
potensi dan berupaya agar anaknya memiliki potensi sehingga sang anak dapat
dikatakan sebagai anak hebat atau lain sebagainya, dan tak jarang upaya orang
tua dengan memberika pelatihan ini disertai dengan paksaan akan bagaimana
profesi yang baik yang harus dijalankan oleh anaknya menurut pendapat mereka, bukan
bertitik tumpu pada kemampuan sang anak, para orang tua saat ini cenderung
memaksakan sang anak untuk menjadi seperti apa yang mereka inginkan tanpa
memperhatikan apa yang sebenarnya anaknya minati apa yang sebenarnya anaknya
inginkan. Sehingga hal ini berdampak pada keengganan anak dalam mempelajari dan
mengolah potensi dirinya untuk dijadikan bekal hidupnya sehingga potensi besar
yang terkubur dalam dirinya akan menjadi sia-sia.
Sebagai
orang tua upaya yang baik untuk meningkatkan potensi anak adalah dengan
mengikutka anak pada wadah atau tempat kursus yang dapat memunculkan dan mendorong potensi sang
anak sejak dini. Apabila potensi dari masing-masing anak belum terlihat dengan
jelas sehingga dapat dikembangkan maka lembaga kursus dapat memunculkan dan
menggali bakat terpendam atau potensi yang ada pada diri setiap anak tanpa
memaksanya untuk melakukan apa yang orang tua inginkan. Sebagai orang tua
haruslah yakin dan tidak boleh menutup mata bahwa bakat dan potensi yang
dimiliki setiap berbeda dan mereka memiliki bakat yang istimewa yang nantinya
dalam mengangkat diri setiap anak dalam kategori anak hebat.
Perlu
kita ketahui bahwa tidak hanya lembaga kursus yang dapat dijadikan sebagai
wadah dalam meningkatkan potensi anak, akan tetapi juga lembaga pendidikan.
Sebelum kita menilai prestasi berdasarkan potensi yang dimiliki seorang anak
hendaknya setiap individu mengetahui dan memahami makna prestasi yang
sesungguhnya. Hal ini diperlukan agar para orang tidak selalu menilai prestasi
hanyalah berhubungan dengan nominal nilai yang di dapat di bangku sekolah, juga
agar orang tua tidak selalu memaksa anak untuk berpotensi dengan apa yang orang
tua inginkan, akan tetapi lebih melihat pada bakat yang dimiliki oleh anak
sendiri.
Bukhari
M (1993) Mengatakan bahwa presatsi merupakan hasil yang dicapai atas usaha yang
telah dilakukan oleh seseorang. Dan berdasarkan pendapat di atas maka kita
dapat menarik kesimpulan bahwa yang disebut dengan prestasi adalah tidak selama
apa tentang hasil yang diperoleh di dunia pendidikan, akan tetapi lebih kepada
pencapaian atas usaha yang kita lakukan, apabila kita telah mencapai segala
sesuatu dengan usaha yang keras maka dari sana kita dapat di sebut sebagai
individu yang berpresatasi.
Peningkatan presatasi ini perlu
dilakukan karena Prestasi merupakan wujud nyata dari kualitas dan kuantitas
yang diperoleh oleh seseorang, sebuah pengalaman yang orang mengalami dan bisa
menjadi pelajaran berharga untuk masa depan, selain itu presatsi merupakan
suatu kebanggaan bagi diri sendiri, keluarga, kelompok, masyarakat, bangsa dan
negara. Sehingga seringkali prestasi digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan seseorang, kelompok, masyarakat,
bangsa dan negara.
Sebagai upaya peningkatan dan
pengembangan potensi adalah salah satunya dengan memberikan kesadaran terhadap
orang tua bahwa orang tua selaku sebagai pendidik utama hendaknya memotivasi
anak untuk selalu mengembangkan potensi, serta menstimulus pembelajaran yang
dilakukan oleh sang anak, membatasi pergaulan dan menumbuhkan potensi yang
dimiliki oleh sang anak kemudian setelah anak menemukan potensi dirinya sebagai
orang tua hendaknya membimbing dan membina pembelajaran anak.
Dalam meningkatkan prestasi
berdasarkan teori nativisme hendaknya pada tenaga pendidik dan orang tua
hendaknya memahami kebutuhan mendasar setiap anak agar tidak salah mengambil
tindakan dalam upaya peningkatan, dan berikut adalah empat kebutuhan dasar anak
yang harus dipahami, antara lain :
1.
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan
fisik yang harus dipenuhi untuk seorang anak adalah kebutuhan perawatan dan
kesehatan, kebutuhan nutrisi dan makanan pokok, kebutuhan pakaian, kebutuhan
rumah dan sanitasi lingkungan yang didalamnya termasuk juga olahraga, bermain,
dan juga beristirat. Setiap oang ahrus memahami bahwa setiap anak membutuhkan
aktifitas bermain untuk membantu pertumbuhan hormone dalam diri, baik
pertumbuhan otot, tulang maupun pertumbuhan hormone lainnya.
2.
Kebutuhan pendidikan
Kebutuhan
mendasar bagi anak yang kedua adalah kebutuhan pendidikan, hal ini bukan
berarti sudah cukup ketika orang tua sudah menyekolahkan anaknya ke dalam
lembaga formal akan tetapi pendidikan harus dilakukan dari sedini mungkin dan
berawal dari pendidikan keluarga serta pendidikan harus dilakukan di segala
tempat dengan maksud orang tua harus selalu mengajarkan anak perihal kehidupan
agar tumbuh kembang anak menjadi baik.
3.
Kebutuhan Emosi
Kebutuhan
mendasar ketiga yang harus didapatkan oleh anak sejak dalam kandungan adalah
kebutuhan emosional atau kasih. Setiap anak ememrlukan ikatan yang kuat dan
erat dari orang tua untuk menjamin tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun
mental anak. Selain itu kasih sayang yang diberikan oleh orang tua juga
mempengaruhi psikologi anak dimana aka nada perbedaan dalam hal presatsi atau
proses peraihannya dari anak yang penuh kasih sayang dengan anak yang
berpresatsi berdasarkan paksaan. Seorang anak juga harus di beri kesempatan
untuk menunjukan kemampuannya untuk mendaptkan pengalaman.
4.
Kebutuhan Stimulasi
Kebutuhan
mendasar yang terakhir adalah kebutuhan stimulasi atau disebut juga kebutuhan
asah. Stimulasi adalah kebutuhan pendorong dan perangsang agaranak siap
menghadapi lingkungan yang lebih luas[1]
Upaya lain yang dapat dilakukan oleh
tenaga pendidik serta orang tua adalah dengan membiasakan anak untuk belajar
secara mandiri hal ini bertujuan agar anak terlatih untuk memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri dan juga meningkatkan kedispilinan pada diri anak dengan
mengajarkan melakukan pembelajaran mandiri sejak dini, menciptakan lingkungan
yang kondusif yang mendukung bagi perkembangan pembelajaran anak sekalipun
lingkungan pengaruhnya sedikit terhadap potensi yang dimiliki anak akan tetapi
tidak menutup kemungkinan bahwa lingkungan juga memberikan pengaruh akan
semakin baik atau tetapnya potensi yang dimiliki seorang anak, kembangkan sikap
untuk tidak cepat puas terhadap apa yang dicapai saat ini hal ini bukan berarti
sebagai tenaga pendidik atau orang tua kita mengajarkan tamak kepada anak akan
tetapi dengan adanya rasa ketidak puasan anak akan selelu terpacu untuk berubah
dan maju sehingga prestasi yang dimiliki terus meningkat, meningkatkan sikap
kreatif dan innovative pada anak, anak cerdas dan potensial selalu identic
dengan sikap kreatif dan innovative yang dimiliki seorang anak sehingga anak
selalu terpacu untuk melakukan pembaruan yang sifatnya baik dan menjujung
tinggi prestasi yang dimiliki, dan prestasi ini tidak hanya perihal nilai yang
diperoleh di sekolah akan tetapi pencapain lain.[2]
Yang menjadi
permasalahan perihal potensi bawaan yang dimiliki oleh setiap individu adalah dari sekian banyak individu yang
memiliki kemampuan yang di bawa sejak lahir hanya beberapa saja yang mau
mengasah dan menggali kemampuan. Selain itu hanya sebagian dan sedikit yang
tergerak hatinya dan terpacu untuk selalu mengambangkan potensinya dan hal ini
merupakan suatu masalah besar yang harus kita perbaiki bersama baik terhadap
siswa-siswa di sekolah maupun terhadap mahasiswa yaitu dengan cara mengasah
kemampuan dan mengoptimalkan kemampuan yang telah dimiliki sejak kecil dengan
mendukung dan memotivasi untuk mengikuti kegiatan yang sesuai dengan bakat dan
potensi yang mereka miliki. Apabila
pengoptimalisian sumber daya manusia terlaksana sejak dini maka, akan sangat
mungkin pada masa mendatang kehidupan bangsa Indonesia akan lebih baik lagi
mengingat setiap anak Indonesia terdidik untuk mengembangkan potensi tanpa mau
diperintah dan dimanfaatkan oleh orang lain.
Komentar
Posting Komentar